Google telah menetapkan pedoman untuk menentukan kualitas website seperti apa yang layak masuk di indeks Google. Google sangat ketat dalam penetapan pedoman ini karena berkaitan dengan kualitas pengalaman penggunanya. Jika hasil pencarian menampilkan hasil pencarian website bermasalah, pengguna Google tentu akan kehilangan kepercayaan terhadap Google.
Berikut ini 11 penyebab penghapusan index Google yang harus Anda hindari. Jika Anda sudah terlanjur melakukan salah satu di antaranya, kami akan sedikit membagikan cara mengatasinya atau pencegahannya:
1. Duplikat Konten
Terdapat dua jenis duplikat konten, yaitu duplikat konten dari website lain dan duplikat dari website sendiri. Duplikat konten jenis pertama adalah ketika seseorang menyalin keseluruhan konten dari sebuah website lalu menerbitkannya di websitenya sendiri. Istilah sederhananya adalah copy-paste atau copas. Google bisa mendeteksi jika sebuah konten adalah hasil salinan atau duplikat dari website lain.
Kedua, duplikat konten juga dapat terjadi ketika Anda membuat beberapa halaman di website dengan konten yang sama persis. Terkadang hal ini terjadi ketika Anda ingin mengupdate konten menggunakan URL baru. Tentu Anda tidak bisa menggunakan dua URL berbeda untuk satu konten yang sama.
Cara Mengatasi:
Solusi dari duplikat konten jenis kedua adalah dengan melakukan redirect 301. Redirect 301 akan mengarahkan URL lama ke URL baru dan memberikan sinyal kepada bot untuk melakukan crawling ke URL baru.
Anda bisa dengan mudah melakukan redirect 301 dengan menggunakan bantuan plugin. Beberapa plugin yang dapat Anda gunakan adalah Yoast SEO Premium atau Redirection.
Untuk duplikat konten dari website lain adalah praktik yang harus dihindari sejak awal pembuatan website atau blog. Selain memberikan sinyal buruk kepada Google, Anda juga membangun reputasi buruk jika mencuri konten orang lain.
2. Konten Terlalu Sedikit
Konten yang terlalu sedikit bisa menyebabkan penghapusan index pada website atau blog Anda. Mengapa? Karena Google ingin memberikan jawaban yang dapat menyelesaikan masalah atau menjawab pertanyaan kepada para penggunanya. Google menganggap konten yang terlalu sedikit sebagai konten dengan kualitas rendah. Menurut Backlink.io, konten yang ideal setidaknya terdiri dari sekitar 1890 kata.
Cara Mengatasi:
Jika Anda memiliki beberapa konten yang terlalu pendek, sebaiknya tambahkan lagi isi konten Anda selengkap mungkin. Anda bisa memperkaya isi konten Anda dengan menggunakan foto, ilustrasi, infografik, atau bahkan video. Anda bisa mengikuti langkah-langkah cara menulis artikel SEO friendly.
3. Kata Kunci Yang Berlebihan
Memanipulasi ranking dengan kata kunci yang berlebihan adalah praktik SEO lawas yang sudah tidak layak diterapkan lagi. Sepuluh tahun yang lalu teknik SEO ini mungkin masih efektif. Anda hanya perlu menulis artikel 300 kata dan menjejalinya dengan focus keyword secara tidak wajar dan bisa mendapatkan ranking tinggi di hasil pencarian.
Kini Google lebih pintar dalam menilai sebuah konten, salah satunya adalah mengecek apakah sebuah konten dijejali keyword secara wajar atau tidak. Konten yang dijejali keyword dengan tidak wajar akan mendapatkan nilai tidak baik di Google, bahkan kemungkinan terburuknya adalah terkena penghapusan index.
Cara Mengatasi:
Orang-orang menggunakan berbagai macam variasi kata kunci untuk mencari topik tertentu. Anda perlu mengetahui variasi kata kunci tersebut agar artikel Anda menjadi lebih manusiawi. Anda dapat menemukan berbagai macam variasi kata kunci menggunakan LSI Keyword. LSI adalah kependekan dari Latent Semantic Indexing (Indeksasi Semantik Laten).
LSI Keyword adalah kumpulan kata kunci yang ditemukan di satu topik tertentu dan saling berhubungan secara semantik. Untuk menemukan variasi kata kunci tersebut, Anda bisa menggunakan layanan seperti LSIGraph atau LSIKeywords.
4. Link Tidak Natural
Kegiatan untuk mendapatkan link dari website lain yang mengarah ke website Anda adalah salah satu strategi terpenting dalam SEO. Namun, bukan berarti Anda bisa mengakuisisi backlink sembarangan. Anda perlu mempertimbangkan kualitas website, reputasi, dan indikator lainnya dalam memilih website untuk dijadikan sumber backlink.
Mengakuisisi website sebagai sumber backlink yang salah bisa berakibat fatal. Alih-alih mendapatkan backlink untuk meningkatkan kualitas SEO, website Anda bisa terkena penghapusan index dari Google.
Website seperti apa yang sebaiknya Anda hindari untuk dijadikan sumber backlink? Beberapa jenis website yang perlu Anda hindari adalah private blog network (PBN), situs link farming, dan direktori link.
Cara Mengatasi:
Anda bisa mengecek website-website yang sudah memberikan backlink ke website Anda menggunakan Google Search Console. Jika Anda menemukan indikasi website yang menunjukkan kualitas buruk, sebaiknya segera lakukan disavow sebelum menyebabkan penghapusan index Google pada website Anda.
5. Cloaking
Secara sederhana, cloaking adalah mengarahkan pengguna Google ke konten atau URL yang berbeda dari yang ditampilkan di hasil pencarian. Misalnya, Anda punya blog kuliner, tetapi ketika orang mengklik blog Anda dari hasil pencarian mereka diarahkan ke situs pornografi.
Cloaking biasanya disebabkan oleh serangan hacker. Hacker menggunakan cloaking pada website bertrafik tinggi untuk mengarahkan pengunjung ke situs yang mereka inginkan, biasanya situs spam.
Cara Mengatasi:
Lakukan scanning pada seluruh halaman website menggunakan Google Search Console. Dengan Google Search Console, Anda bisa menemukan halaman bermasalah kemudian membetulkannya.
Sebagai langkah antisipasi, Anda bisa memasang plugin keamanan WordPress seperti WordFence, Shield, dan SecuPress. Selain itu, terapkan berbagai langkah pengamanan WordPress dengan mengikuti panduannya di artikel cara mengamankan WordPress.
6. Struktur Markup yang Menyesatkan
Selain menampilkan judul konten dan meta deskripsi, Google juga memungkinkan Anda untuk menambahkan struktur markup yang berisi harga, review, atau rating seperti harga jasa atau produk barang yang ditampilkan web kita.
Struktur markup dan konten yang berkaitan harus sama isinya. Jika struktur markup mengarahkan ke halaman website yang jauh berbeda, Google akan menganggap struktur markup Anda menyesatkan. Kemungkinan terburuknya adalah website Anda terkena penghapusan index Google.
Cara Mengatasi:
Google telah memberikan panduan bagaimana membuat struktur markup yang baik dan benar. Berikut adalah panduan membuat struktur markup dari Google.
7. Domain Kedaluwarsa
Apabila domain Anda sudah kedaluwarsa dan Anda tidak melakukan pembaruan, secara otomatis domain Anda akan terhapus dari index Google.
Cara Mengatasi:
Sebaiknya buat pengingat di kalender untuk memperbarui domain agar Anda tidak lupa. Biasanya penyedia domain juga akan memberikan peringatan kepada Anda untuk melakukan pembaruan domain. Di DiazWeb, Anda akan diingatkan untuk memperbarui domain beberapa minggu sebelum domain kedaluwarsa.
8. Server Down
Server yang down dalam waktu lama juga bisa menyebabkan website Anda terkena penghapusan index dari Google. Hal ini terjadi ketika server down kemudian aktif kembali, tetapi tidak bisa melakukan restore terhadap semua data website Anda. Jadi website Anda kehilangan semua data postingan atau bahkan terhapusnya index.
Cara Mengatasi:
Anda bisa menginstall website uptime monitoring agar mendapatkan pemberitahuan setiap kali server hosting Anda mengalami down. Beberapa tool website uptime monitoring yang dapat Anda gunakan adalah Uptime Robot, Pingdom, dan Uptime.
Sebaiknya Anda juga menggunakan layanan hosting terbaik untuk mencegah terjadinya server down. DiazWb adalah jasa pembuatan website dan blog dengan uptime terbaik, yaitu 99,98 persen per tahun.
9. Algoritma Google Berubah
Perubahan algoritma Google juga bisa menyebabkan website Anda terkena penghapusan index. Anda bisa terkena penghapusan index jika melanggar algoritma terbaru dari Google. Misalnya, stuffing keyword masih berlaku 10 tahun lalu, tetapi kini praktik semacam itu sudah tidak lagi berlaku, bahkan bertentangan dengan algoritma terbaru.
Cara Mengatasi:
Jika Anda menemukan konten di website Anda yang masih belum mengikuti algoritma terbaru Google, segera ubah konten sesuai dengan update algoritma Google terbaru.
Anda harus selalu update soal algoritma terbaru Google. Agar tidak ketinggalan update terbaru mengenai SEO dan perkembangannya, Anda bisa subscribe blog-blog yang membahas SEO seperti Search Engine Journal, Blog Alexa, dan Blog DiazWeb.
10. Salah Konfigurasi
Di salah satu pengaturan Google, terdapat konfigurasi yang memungkinkan Anda untuk menyembunyikan website dari crawling mesin pencari. Pengaturan ini biasanya digunakan para developer untuk membuat website percobaan tanpa diganggu adanya trafik dari hasil pencarian.
Ketika menemukan bahwa website Anda masih terhapus dari index, Anda mungkin bisa mengecek konfigurasi ini terlebih dahulu. Mungkin Anda atau administrator lain lupa menonaktifkan konfigurasi ini.
Cara Mengatasi:
Untuk mengatasi masalah ini cukup mudah. Buka dashboard WordPress kemudian pilih menu Setting > Reading. Di menu paling bawah Anda akan menemukan pengaturan tersebut.
Pastikan untuk tidak memberikan ceklis di bagian Search Engine Visibility.
11. Website Mengandung Virus Komputer
Penyebab website terkena penghapusan index yang terakhir adalah kemungkinan adanya distribusi virus komputer dalam website. Jika ada hacker yang meretas website Anda, mereka bisa menanamkan skrip yang menyebarkan software berbahaya kepada pengunjung website.
Tentu Google tidak akan membiarkan penggunanya diarahkan ke website yang membahayakan mereka. Pengunjung website akan mendapatkan peringatan seperti di bawah ini ketika mengunjungi website terindikasi malware:
Cara Mengatasi:
Ketika menemukan website Anda mengalami hal ini, identifikasi terlebih dahulu apa yang menjadi penyebabnya. Terdapat berbagai macam serangan hack dan penanganan setiap serangannya berbeda. Penjelasan lengkapnya dapat Anda baca di artikel cara menghilangkan malware website.
Kesimpulan
Tentu tidak ada yang berharap websitenya mendapatkan deindex dari Google, termasuk Anda. Dengan membaca artikel ini diharapkan Anda mendapatkan pengetahuan baru mengatasi web terhapus dari index Google sehingga bisa menghindari penyebab-penyebabnya. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?
0 Komentar